A. PENDAHULUAN
Media (bentuk
jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius,
yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ . Media
pendidikan juga berarti perangkat lunak yang berisikan pesan atau informasi
pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan tertentu . Oleh
karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan (software)
dan/atau alat (hardware). Bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian
ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi
seorang siswa merupakan media. Pengertian ini sejalan dengan batasan yang
disampaikan oleh Gagne (1985), yang menyatakan bahwa media merupakan berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
Banyak batasan
tentang media, Association of Education and Communication Technology (AECT)
memberikan pengertian tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi. Dalam hal ini terkandung
pengertian sebagai medium atau mediator, yaitu mengatur hubungan yang efektif
antara dua pihak utama dalam proses belajar -siswa dan isi pelajaran. Sebagai
mediator, dapat pula mencerminkan suatu pengertian bahwa dalam setiap sistem
pengajaran, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang paling canggih dapat
disebut sebagai media. Heinich, et.al., (1993) memberikan istilah medium, yang
memiliki pengertian yang sejalan dengan batasan di atas yaitu sebagai perantara
yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.
Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1994) bahwa dengan penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang maksimal. Batasan media seperti ini juga dimaksudkan bahwa media adalah segala alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Dalam pengertian ini, buku/modul, tape recorder, kaset, video recorder, camera video, televisi, radio, film, slide, foto, gambar, dan komputer adalah merupakan media pembelajaran . Menurut National Education Association -NEA (dalam Sadiman, dkk., 1990) , media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik yang tercetak maupun audio visual beserta peralatannya.
Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa dengan menggunakan yang paling mudah dan sederhana yang digunakan guru sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.
Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1994) bahwa dengan penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang maksimal. Batasan media seperti ini juga dimaksudkan bahwa media adalah segala alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Dalam pengertian ini, buku/modul, tape recorder, kaset, video recorder, camera video, televisi, radio, film, slide, foto, gambar, dan komputer adalah merupakan media pembelajaran . Menurut National Education Association -NEA (dalam Sadiman, dkk., 1990) , media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik yang tercetak maupun audio visual beserta peralatannya.
Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa dengan menggunakan yang paling mudah dan sederhana yang digunakan guru sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.
Dalam awal
perkembangannya, media memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids). Sebagai alat
bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret,
motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Dengan
kemajuan teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam teknologi komunikasi dan
informasi pada saat ini, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam
proses belajar dan bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media adalah bagian
integral dari proses belajar mengajar. Dalam posisi seperti ini, penggunaan
media pembelajaran dikaitkan dengan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh
media, yang mungkin tidak mampu dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya
kurang efisien). Lebih jelasnya media pendidikan memiliki dua fungsi yang
sangat integral yaitu membantu guru dalam bidang tugasnya dan membantu para
peserta didik dalam proses pendidikannya . Dengan kata lain, bahwa posisi guru
sebagai fasilitator dan media memiliki posisi sebagai sumber belajar yang
menyangkut keseluruhan lingkungan di sekitar pebelajar.
Berdasarkan atas beberapa fungsi media pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang besar terhadap alat-alat indera. Penggunaan media akan lebih menjamin terjadinya pemahaman dan retensi yang lebih baik terhadap isi pelajaran. Media pembelajaran juga mampu membangkitkan dan membawa pebelajar ke dalam suasana rasa senang dan gembira, di mana ada keterlibatan emosianal dan mental. Tentu hal ini berpengaruh terhadap semangat mereka belajar dan kondisi pembelajaran yang lebih “hidup”, yang nantinya bermuara kepada peningkatan pemahaman pebelajar terhadap materi ajar. Jadi, sasaran akhir penggunaan media adalah untuk memudahkan belajar, bukan kemudahan mengajar
Berdasarkan atas beberapa fungsi media pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang besar terhadap alat-alat indera. Penggunaan media akan lebih menjamin terjadinya pemahaman dan retensi yang lebih baik terhadap isi pelajaran. Media pembelajaran juga mampu membangkitkan dan membawa pebelajar ke dalam suasana rasa senang dan gembira, di mana ada keterlibatan emosianal dan mental. Tentu hal ini berpengaruh terhadap semangat mereka belajar dan kondisi pembelajaran yang lebih “hidup”, yang nantinya bermuara kepada peningkatan pemahaman pebelajar terhadap materi ajar. Jadi, sasaran akhir penggunaan media adalah untuk memudahkan belajar, bukan kemudahan mengajar
Usaha-usaha ke
arah pembuatan sistem taksonomi media pembelajaran telah dilakukan oleh para
ahli dengan dasar pertimbangannya masing-masing. Duncan dan Scrhamm
mengelompokkan media berdasarkan kerumitan dan biayaya. Sedangkan Gagne,
Briggs, Edling, dan Allen, membuat taksonomi media dengan pertimbangan yang
lebih berfokus pada proses dan interaksi dalam belajar, ketimbang sifat
medianya sendiri. Rudy Bretz, mengklasifikasikan media berdasarkan unsur
pokoknya yaitu suara, visual, dan gerak. Klasifikasi berdasarkan pemanfaatan
dan perkembangan teknologi dilakukan oleh Arsyad dan Seels & Glasgow.
Walaupun demikian, belum ada taksonomi media yang baku, berlaku umum dan
mencakup segala aspeknya, terutama untuk suatu sistem instruksional
(pembelajaran). Pengelompokan media yang sudah ada pada saat ini dapat
memperjelas perbedaan tujuan penggunaan, fungsi dan kemampuannya, sehingga bisa
dijadikan pedoman dalam memilih media yang sesuai untuk suatu pembelajaran
tertentu . Pengelompokan media pendidikan juga sangat dipengaruhi dan
ditentukan menurut kompleks tidaknya alat dan kelengkapannya .
Setiap jenis
media memiliki karakteristiknya yang khas, yang dikaitkan atau dilihat dari
berbagai segi (misalnya dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat
diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai, menurut kemampuannya
membangkitkan rangsangan seluruh alat indera, dan petunjuk penggunaannya untuk
mengatasi kondisi pembelajaran). Secara umum media pembelajaran memiliki tiga
karakteristik atau ciri yaitu: a) ciri fiksatif, yang menggambarkan kemampuan
media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu
peristiwa atau obyek; b) ciri manipulatif, yaitu kamampuan media untuk
mentransformasi suatu obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang
dan waktu.; c) ciri distributif, yang menggambarkan kemampuan media
mentransportasikan obyek atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian
itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.
B. LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT MEDIA
PENDIDIKAN
Agar media
pendidikan yang dibuat dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan maka sangat diperlukan enam langkah-langkah
pengembangan program media. Ada beberapa pakar yang menyampaikan tentang
langkah-langkah pembuatan media pembelajaran, dengan berbagai spesifikasinya
masing-masing. Diantaranya menurut Prof. Dr. H. Aminuddin Rasyad merumuskan
enam langkah-langkah pengembangan program media sebagai berikut:
1.
Menganalisis keperluan dan
karakteristik siswa.
Program dibuat sebelumnya harus
meneliti secara seksama pengetahuan awal meupun pengetahuan prasarat yang
dimiliki dan tingkat kebutuhan siswa yang menjadi sasaran program yang dibuat.
Penelitian ini biasanya menggunakan perangkat tes. Bila tes tidak dapat
dilakukan karena factor-faktor pengetahuan siswa, maka pembuat program harus dapat
membuat asumsi-asumsi mengenai kemempuan dan ketrampilan siswa.
2.
Merumuskan tujuan intruksional dan
oprasional.
Pembuatan tujuan dapat member arah
kepada tindakan yang dilakukan, termasuk penyesuaian penggunaan media yang
digunakan sehingga dapat sinergi antara tujuan yang ingin dicapai dan
penggunaan model dan macam media yang digunakan.
3.
Merumuskan butir-butir materi secara
terinci.
Setelah tujuan intrusional jelas, kita
harus memikirkan bagaimana caranya agar siswa memiliki kemampuan dan ketrampilan.
Untuk mengembangkannya tujuan yang telah dirumuskan dianalisis lebih lanjut.
Demikian pula cara pengembangan bahan yang harus dipelajari siswa. Setelah
daftar pokok pelajaran diperoleh, selanjutnya mengorganisasikan urutan
penyajian yang logis, dari yang sederhana sampai kepada hal yyang rumit, dari
yang kongkrit kepada yang abstrak.
4.
Mengembangkan alat pengukur
keberhasilan.
Alat pengukur keberhasilan siswa ini
perlu dirancang secara seksama sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, bisa
berupa tes, penugasan atau daftar cek perilaku. Sebaiknya dalam tes tersebut
harus tercakup semua kemampuan dan ketrampilan yang dimuat dalam tujuan
intruksional yang dibuat.
5.
Menulis naskah media/Menyusun media
yang digunakan
Setelah penyusunan tujuan pembelajaran
dilaksanakan penyusunan media yang digunakan sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai tersebut. Penyusunan dan pembuatan media pembelajaran dengaan
langkah-langkah dan tahapan-tahapan yang tersusun secara sistematis ini harus
sinergi dengan tujuan dan sesuai dengan tingkat pemahaman serta ketrampilan
siswa. Sehingga fungsi media benar-benar dapat menjadi alat untuk mempernudah
dalam pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dan bukan sebaliknya
justru menjadi mempersulit tingkat pemahaman siswa.
6.
Mengadakan test dan revisi.
Setelah media pembelajaran dibuat
tujuan, pembuatan narasi, proses editing dan diuji coba langkah yang tidak
kalah pentingnya adalah evaluasi penggunaan media dalam proses intruksional.
Sehingga dapat mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan media yang digunakan.
Langkah selanjutnya yaitu melakukan test dan revisi, manfaatnya kita bisa
mengetahui tingkat efektifitas proses intruksional dan media yang digunakan
serta problematika yang dihadapi .
Menrut penulis
langkah-langkah pembuatan media pembelajaran yag disampaikan oleh Prof. Dr. H.
Aminuddin Rasyad dalam buku Materi Pokok Media Pengajaran tersebut belum
mencantumkan langkah yang mendasar yang berupa ide atau pemikiran yang menjadi
pijakan dalam perumusan pembuatan media pembelajaran itu sendiri.
Sedangkan menurut Drs. Rahmat, Ph.D, 2010 dalam bukunya Media Pembelajaran Suatu Pengantar, beliau memaparkan langkah-langkah pembuatan media pembelajaran sebagai berikut:
Sedangkan menurut Drs. Rahmat, Ph.D, 2010 dalam bukunya Media Pembelajaran Suatu Pengantar, beliau memaparkan langkah-langkah pembuatan media pembelajaran sebagai berikut:
1)
Membuat ide/gagasan/pemikiran
2)
Menganalisis kebutuhan dan
karakteristik siswa
3)
Merumuskan tujuan
4)
Menentukan kerangka isi bahan pelajaran
5)
Menentukan jenis media
6)
Menentukan treatmen dan partisipasi siswa
7)
Membuat skets/story board
8)
Menentukan bahan / alat yang digunakan
9)
Pelaksanaan pembuatan media
10)
Penyuntingan
11)
Uji coba (jika mungkin dilakukan)
12)
Melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi
Dalam konteks
berlangsungnya proses belajar dengan segala dinamikanya, media mempunyai fungsi
atau peran untuk menghindari hambatan atau gangguan komunikasi dalam poroses
kegiatan belajar mengajar. Secara garis besar peranan media yang dimaksud
antara lain: (1) Menghindari terjadinya verbalisme (2) Membangkitkan minat atau
motivasi siswa; (3) Menarik perhatian siswa; (4) Mengatasi keterbatasan: ruang,
waktu, dan ukuran; (5) Mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar: dan (6)
Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.
Sedangkan
secara lebih terinci bahwa salah satu hambatan komunikasi yang bisa dipecahkan
melalui penggunaan media dalam proses belajar mengajar adalah: perhatian yang
tidak terpusat. Hal ini diantaranya disebabkan oleh: a) Anak memang tidak ingin
memusatkan perhatian (gangguan fisik); b) Ingatan anak yang lebih terpaku pada
hal lain yang lebih menarik perhatian mereka; c) Anak melamun atau menghayal;
d) Prosedur penyampaian bahan pengajaran yang membosankan; e) Sumber informasi
tunggal tanpa variasi; f) Kurang adanya pengawasan dan bimbingan dari guru yang
sedang mengajar.
C. KESIMPULAN
Ada beberapa
batasan atau pengertian tentang media pembelajaran yang disampaikan oleh para
ahli. Dari batasan-batasan tersebut, dapat dirangkum bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat
digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar
(individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar
kelas) menjadi lebih efektif.
Pendek kata,
media membantu kita memotivasi peserta didik dengan membawa sepenggal kehidupan
sebenarnya ke dalam kelas sehingga dapat membantu peserta didik memproses
informasi dan membebaskan guru dari keharusan memberikan penjelasan yang
berlebihan, dan bisa menghasilkan kontekstualisasi, dan titik muara untuk aktivitas-aktivitas
kelas.
D.
DAFTAR PUSTAKA
a)
Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran,
edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
b)
Drs. H. Rahmat, P.Hd, 2010, Media
Pembelajaran Suatu Pengantar, Logung Pustaka
c)
Hafis Muaddab,2010 Fungsi dan Peran
Media Dalam Pembelakaran, http//www.Fungsi-dan-peran-media-dalam-pembelajaran,
diacces hari Kamis, 25 November 2010, jam 14.30
d)
Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan,
cetakan ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti
e)
I Wayan Sukra Warpala, Media
Pembelajaran: Arti, Posisi, Fungsi, Klasifikasi, dan Karakteristiknya,diacces
dari http//www.Kompasiana.com/posts/index/opinion. Tgl,25 Nopember 2010.
f)
Prof. Dr. H. Aminuddin Rasyad, dkk,
1997, Materi Pokok Media Pengajaran, Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan
Islam dan UT
g)
Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono,
A., & Rahadjito. 1990. Media Pendidikan: pengertian, pengembangan dan
pemanfaatannya, edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
No comments:
Post a Comment