Flagh effect

Wednesday, May 30, 2012

Pentingnya Teknologi Informasi Dalam Dunia Pendidikan


Teknologi Informasi pada saat ini dari jaman ke jaman selalu berkembang dengan pesan dilingkungan kita. Oleh karena itu maka median Teknologi Informasi juga dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran disekolah dalam dunia Pendidikan di Indonesia. Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan di karenakan manusia selalu ingin belajar dari sebuah kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya, dengan ini maka manusia selalu melaksanakan kegiatan komunikasi bahkan komunikasi juga dapat digunakan sebagai sarana pendidikan Informasi pengetahuan dan teknologi yang dapat disebarluaskan kepada generasi penerus bangsa kita.
Sebagai media pendidikan komunikasi dilakukan dengan menggunakan  telepon, internet,e-mail, LCD Proyektor, dsb. Komunikasi anatara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dapat dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Dengan adanya teknologi yang dari tahun ketahun semakin canggih, guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan dengan para siswa dan siswinya. Media yang juga bisa dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu guru bisa menggunakan E-Learning. E-learning merupakan suatu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan yang berlandaskan tiga criteria yaitu :
1. E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusikan dan membagi materi ajar atau informasi yang diberikan dari Guru kepada para siswa dan siswinya.
2.       Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui computer dengan menggunakan teknologi internet yang standar.
3.  Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigm pembelajaran tradisonal.

Kemajuan teknologi dan informasi merupakan sebuah kenyataan perkembangan peradaban dunia yang memberikan banyak akses bagi terjadinya perubahan pola kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang. Kondisi tersebut, turut pula menjadi pemicu bagi upaya-upaya perubahan dalam sistem pembelajaran atau pendidikan. Yakni upaya untuk melepaskan dunia pendidikan dari kungkungan model pembelajaran konvensional yang cenderung memaksa anak didik untuk mengikuti pembelajaran yang semakin hari semakin tidak menarik dan membosankan. Sehingga, dengan meminjam ungkapan Paulo Fraire, sekolah tidak lebih merupakan bangunan tembok penjara yang menjerat penghuninya (para siswa) untuk senantiasa mengikuti dan menerima dengan patuh semua ajaran yang terdapat di dalamnya. Senada dengan maksud Freire, Neil Postman, seorang filosof dan pakar pendidikan, mencemaskan pola kehidupan lembaga-lembaga pendidikan yang dianggapnya semakin teralienasi dari kultur dan kemajuan masyarakat yang kian dinamis, sehingga ia sampai kepada taraf asumtif bahwa nilai-nilai pendidikan sekarang telah mengalami kematian (stagnan).
Data Departemen Pendidikan Nasional menunjukkan bahwa sebanyak 90% SMU dan 95% SMK telah memiliki komputer. Namun demikian, kurang dari 25% SMU dan 10% SMK yang telah terhubungan dengan Internet. Di tingkat perguruan tinggi, data Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menunjukkan bahwa kesadaran dalam pemanfaatan TI dalam proses pembelajaran masih sangat rendah. Analisis terhadap proposal teaching grant, baru 29,69% yang memanfatkan media berbasis teknologi komputer. Ketersedian media berbasis teknologi informasi juga masih terbatas. Hanya 15,54% perguruan tinggi negeri (PTN) dan 16,09% perguruan tinggi swasta (PTS) yang memiliki ketersediaan media berbasis teknologi informasi. Sekitar 16,65% mahasiswa dan 14,59% dosen yang mempunyai akses terhadap teknologi informasi. Hasil survei yang melihat pemanfaatan TI pada tahun 2004 menunjukkan bahwa baru 17,01% PTN, 15,44% PTS, 9,65% dosen, dan 16,17% mahasiswa yang memanfaatkan TI dengan baik. Secara keseluruhan statistik ini menunjukkan bahwa adopsi TI dalam dunia pendidikan di Indonesia masih rendah.
Dilingkungan perguruan tinggi, pemanfaatan Teknologi Informasi  lainnya yaitu diwujudkan dalam suatu sistem yang disebut electronic university (e-University). Pengembangan e-University bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan, sehingga perguruan tinggi dapat menyediakan layanan informasi yang lebih baik kepada komunitasnya, baik didalam maupun diluar perguruan tinggi tersebut melalui internet. Layanan pendidikan lain yang bisa dilaksanakan melalui sarana internet yaitu dengan menyediakan materi kuliah secara online dan materi kuliah tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan. Pada tingkat pendidikan SMA implikasi TI juga sudah mulai dilakukan walau belum mampu menjajal dengan implikasi-implikasinya pada tingkatan pendidikan lanjutan. Di SMA ini rata-rata penggunaan internet hanyalah sebagai fasilitas tambahan dan lagi TI belum menjadi kurikulum utama yang diajarkan untuk siswa. TI belum menjadi media database utama bagi nilai-nilai, kurikulum, siswa, guru atau yang lainnya. Namun prospek untuk masa depan, penggunaan TI di SMA cukup cerah.
Selain untuk melayani Institut pendidikan secara khusus, adapula yang untuk dunia pendidikan secara umum di indonesia. Ada juga layanan situs internet yang menyajikan kegiatan sistem pendidikan di indonesia. Situs ini dimaksudkan untuk merangkum informasi yang berhubungan dengan perkembangan pendidikan yang terjadi dan untuk menyajikan sumber umum serta jaringan komunikasi (forum) bagi administrator sekolah, para pendidik dan para peminat lainnya.
Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversiiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika (Mason R. 1994).
Jadi dapat kita simpulkan bahwa dalam sebuah pendidikan juga terdapat sebuah sarana yang dapat dijadikan suatu media pembelajaran yang tidak membuat siswa dan siswi menjadi jenuh karena media pembelajaran yang selalu monoton atau tetap pada satu media saja. Dengan adanya teknologi komunikasi yang semakin canggih, maka Guru lebih baik menggunakan media pembelajaran teknologi informasi tersebut. Sehingga peserta didik dapat lebih cepat memahami apa yang telah diterangkan oleh Gurunya dan mereka bisa mengaplikasikan pelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-harinya yang lebih bermnafaat.

No comments:

Post a Comment